KATA
PENGANTAR
Puji dan
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,taufik,serta hidayah-NYA kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pembuatan makalah mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar tentang pratikum 3
yang topiknya adalah ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL NURSING sesuai dengan
waktu yang telah di tentukan.
Pembuatan
makalah ini adalah sebagai salah satu tugas kami dalam menempuh pembelajaran di
semester ini,kami mengucapakan terima kasih kepada :
1.Dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1
STIKES PERINTIS
2.Semua pihak yang ikut serta berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini
Penulis berharap
dengan disusunnya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca.Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak kekurangan.Oleh karna
itu,penulis mengharapkan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Bukittinggi,10 Oktober 2012
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang…………………………………………………………………………1
1.2 Rumusan
Masalah………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1
1.4 Manfaat
Penulisan………………………………………………………………............1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 7 sub sistem pengkajian model sunrise……………………………………………….2-3
2.2 Analisis data dan diagnosis keperawatan……………………………………………..3-4
2.3 Rencana keperawatan…………………………………………………………………4-5
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan…………………………………………………………………………….9
3.2 Saran…………………………………………………………………………………..9
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini,pendidikan
dalam bidang keperawatan sudah semakin berkembang.Berbagai teori keperawatan
sudah di kembangkan melalui berbagai penelitian.
Hal ini telah menempatkan
keperawatan sejajar dengan profesi lain.
Karna itu,kita di haruskan untuk
lebih memahami segala aspek dalam keperawatan termasuk asuhan keperawatan
transkultural nursing.Oleh karna itu,penulis tertarik untuk membahas masalah
pratikum ini.
1.2Rumusan
Masalah
Dari beberapa uraian di atas dapat
di rumuskan masalah sebagai berikut:
1.Jelaskan masing-masing
komponen,mana saja yang termasuk 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise
leininger?
2.Buatlah analisis data dan
diagnosis keperawatannya!
3.Buatlah rencana keperawatannya!
1.3 Tujuan
Penulisan
Menjelaskan komponen-komponen sub sistem
pengkajian menurut model sunrise,menjelaskan bagaimana cara menganalisis data
dan membuat diagnosis keperawatannya serta rencana keperawatan dalam
transkultural nursing.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan makalah ini
antara lain:
1.Untuk menambah pengetahuan dalam
menganalisis suatu kasus keperawatan.
2.Untuk menambah pemahaman mengenai
permasalahan yang di bahas dalam makalah pratikum ini.
BAB II PEMBAHASAN
Kasus 2:
Klien nama
Ny.W,30 tahun,Islam,SMP,petani,suku jawa,diagnosis medis abortus.Klien hamil 12
minggu,klien sangat mengharapkan memiliki anak.Klien mengeluh mengalami
pendarahan dan perut mulas-mulas selama 3 hari.Klien dianjurkan untuk
kuratase.Klien memeriksakan kehamilannya di dukun dan berencana akan melahirkan
si sana.Klien mendapati informasi tentang kehamilan dari mertua.Klien masih
percaya pada sihir dan hal-hal gaib,mereka percaya banyak anak banyak rejeki
dan percaya bahwa abortus merupakan perbuatan dosa.Setelah di diagnosis
abortus,klien tidak menerima dan merencanakan akan berobat kedukun.Mereka
menganggap hal itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam menyediakan
sesaji.Hubungan kekerabatan yang lebih dominan adalah pihak laki-laki,pola
pengambilan keputusan di pihak laki-laki.Pantangan makanan jantung
pisang,gurita,dan air kelapa sedangkan suaminya pantang memanjat pohon kelapa
atau pohon yang tinggi.Aturan dan kebijakan di atur oleh pemuka agama dan para
santri.Ada tabungan yang sudah di persiapkan oleh keluarga untuk persalinan ini.
2.1
Jelaskan masing-masing komponen di atas,mana saja yang termasuk 7 sub sistem
pengkajian menurut model sunrise leininger?
1.Faktor
teknologi
Dari kasus
di atas,faktor teknologinya yaitu Ny W di anjurkan untuk kuratase.Alasannya
yaitu karna merupakan salah satu pilihan Ny W dalam memecahkan masalah
kesehatannya.
2.Faktor
sosial dan ketertarikan keluarga
Dari kasus
di atas,klien yang bernama Ny W,berumur 30 tahun,tipe keluarganya hubungan
kekerabatan yang lebih dominan pihak laki-laki,hubungan Ny W dengan kepala
keluarga adalah suami istri,pola pengambilan keputusan di pihak laki-laki,Ny W
mendapat informasi tentang kehamilan dari mertua.
3.Faktor
agama dan falsafah hidup
Adapun
agama yang di anut Ny W adalah islam,status pernikahannya resmi,cara pandang Ny
W terhadap penyakit yaitu di sebabkan oleh sihir dan hal-hal gaib,Ny W percaya
bahwa abortus yang dideritanya itu akibat ibunya melanggar pantangan dalam
menyediakan sesaji,dan Ny W berobat rencananya ke dukun.
4.Faktor
nilai-nilai budaya dan gaya hidup
Pantangan
Ny W yaitu memakan makanan jantung pisang,gurita dan air kelapa sedangkan
suaminya pantang memanjat pohon kelapa atau pohon yang tinggi,alasannya yaitu
jika memakan jantung pisang dapat membahayakan tinggi kehamilannya,dan jika
memakan gurita mungkin dapat menggugurkan kehamilannya karna gurita itu
licin,sedangkan air kelapa memang kehamilan usia muda tidak di perbolehkan
meminum air kelapa.Dan pada suami di larang memanjat pohon yang tinggi karna
takut kehamilannya gugur karna di ibaratkan jatuh dari pohon.
5.Faktor
kebijakan dan peraturan yang berlaku
Aturan dan
kebijakan disana diatur oleh pemuka agama dan para santri.Alasannya karna di
sana memang budayanya seperti itu,agamanya kental sehingga aturan dan kebijakan
di atur oleh pemuka agama dan para santri.
6.Faktor
ekonomi
Pekerjaan
Ny W adalah petani,serta ada tabungan yang sudah dipersiapkan oleh keluarga
untuk persalinan ini.Karna ada tabungan yang telah di persiapkan oleh keluarga
sehingga Ny W sudah agak lega dan senang untuk persiapan kelahirannya.
7.Faktor
pendidikan
Tingkat
pendidikan Ny W adalah SMP.Dan karna tingkat SMP itu di negara kita di bawah
rata-rata pendidikan yang seharusnya jadi pandangan Ny W terhadap kesehatan pun
tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi sehingga dia cendrung lebih
memilih berobat ke dukun dari pada ke medis.
2.2
Analisis data dan diagnosis keperawatannya
a.Analisis
data
Data
Masalah
Penyebab
Data
subyektif
·
Keluarga
mengatakan Ny W sejak 3 hari lalu mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.
·
Keluarga
mengatakan bahwa Ny W di diagnosis medis abortus.
Data
obyektif
·
3
hari lalu Ny W mengalami pendarahan dan perut mulas-mulas.
·
Hasil
pemeriksaan medis,Ny W di diagnosis abortus.
Data
subyektif
·
Keluarga
mengatakan Ny W di bawa ke dukun dulu.
·
Keluarga
mengatakan bahwa Ny W akan di rencanakan melahirkan di sana.
1.Resiko
terjadinya abortus.
2.Resiko
terjadinya kesalahan dalam pengobatan di sana.
3.Perubahan
pemeliharaan kesehatan Ny W.
4.Ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
5.Ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
b.Daftar
diagnosis keperawatan
1.Resiko
terjadinya abortus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat keluarga
yang sakit.
2.Resiko
terjadinya kesalahan dalam pengobatan di sana berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan.
3.Perubahan
pemeliharaan kesehatan Ny W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Diagnosis
keperawatan:
1.Mempertahankan
budaya yang sesuai dengan kesehatannya,dari kasus di atas yang bisa di
pertahankan adalah aturan dan kebijakan diatur oleh pemuka agama dan para
santri.
2.Membentuk
budaya baru yang sesuai dengan kesehatan,dari kasus di atas pantangan makanan
jantung pisang,gurita dan air kelapa bisa di ganti dengan yang lain,mungkin
bisa dengan sayur yang lain dan juga air kelapa bisa di ganti dengan air biasa.
3.Mengganti
budaya yang tidak sesuai dengan kesehatan dengan budaya yang baru.Dari kasus di
atas mungkin budaya berobat ke dukun bisa di ganti dengan berobat ke
medis/dokter.
2.3
Rencana keperawatan
A.Cultural
care preservation/maintenance
·
Identifikasi
perbedaan konsep antara perawat dan Ny W tersebut
Perbedaan konsep perawat dan Ny W
terletak pada kepercayaan Ny W yang masih percaya pada sihir dan hal-hal gaib.
·
Perawat
harus tenang dan tidak terburu-buru berinteraksi dengan Ny W.Perawat bisa
perlahan-lahan untuk berkomunikasi dengan Ny W.
·
Lalu
perawat bisa mendiskusikan perbedaan budaya yang dimilikinya dengan Ny W yang
masih percaya kepada dukun serta sihir dan hal-hal gaib.
B.Cultural
care accomodation/negotiation
·
Perawat
bisa menggunakan bahasa yang mudah di pahami oleh Ny W seperti bahasa
sehari-harinya.
·
Kemudian
dalam perencanaan perawatan perawat bisa melibatkan keluarga Ny W seperti
suami,ibunya atau mertua Ny W.
·
Jika
konflik tidak terselesaikan,lakukanlah negosiasi dengan Ny W berdasarkan
pengetahuan biomedis perawat tersebut.
C.Cultural
care repartening/reconstruction
·
Selanjutnya
perawat bisa memberikan kesempatan pada Ny W untuk memahami informasi yang
telah diberikan dan melakukannya.
·
Lalu
tentukan tingkat perbedaan Ny W melihat dirinya dari budaya kelompoknya
sendiri.
·
Kemudian
gunakan pihak ketiga bila perlu,seperti tetangga atau kerabat dekat Ny W.
·
Dan
terjemahkan terminologi gejala Ny W tersebut ke dalam bahasa kesehatan yang
mudah dipahami Ny W dan orang tuanya.
·
Terakhir
berikan informasi pada Ny W tentang sistem pelayanan kesehatan.
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa:
·
Dalam
kasus di atas terdapat 7 sub sistem pengkajian menurut model sunrise leininger.
·
Analisis
data dan diagnosis keperawatan di buat berdasarkan kasus di atas untuk mengkaji
kasus tersebut.
·
Rencana
keperawatan di buat sebagai suatu proses memilih strategi
yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai dengan
latar belakang budaya klien.
3.2 Saran
·
Untuk
memahami perbedaan dan kesamaan berbagai budaya yang dimiliki pasien atau
klien.
·
Agar
bisa dapat meningkatkan keahlian perawat dalam menghadapi berbagai latar
belakang budaya pasien atau klien yang berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar